Webinar 2 Sumatera; Memanen Karya dengan Menulis

Tantangan 365 Gurusiana Hari Ke-128

#TantanganGurusiana

#ReportaseWebinar2Sumatera

Setelah sukses menuai prestasi dan menampilkan beberapa Narasumber pada Webinar sebelumnya, kali ini,  Selasa, 19 Mei 2020 kembali menyelenggarakan Web Seminar (Webinar) 2 Sumatera. Kegiatan ini juga bekerjasama dengan Indosat Ooredoo. Meskipun dilaksanakan berbasis regional Sumatera, ternyata pesertanya membludak dari Jawa dan sekitarnya.

Webinar 2 Sumatera ini dilaksanakan mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul11.30 WIB lebih dengan menghadirkan 4 Narasumber guru luar biasa. Dan seorang Narasumber dari pihak Indosat. Seperti biasa, CEO menjadi pengantar acara ini dengan materi yang memukau.

Kegiatan webibar ini menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting. Dan secara live juga ditayangkan di YouTube. Peserta webinar yang tidak berhasil masuk room Zoom, dapat menikmatinya di YouTube.

Sebagaimana Webinar 1 yang dimulai dari Jawa Timur, tema kegiatan webinar  Sumatera 2 ini adalah internet pendidikan untuk pendidikan Indonesia yang maju.  

Pak CEO memulai kegiatan dengan mempresentasikan keunggulan mengikuti kelas sagusabu dan sasisabu. Tentu muaranya adalah karya.

"Jadi, bagi siswa, menulis itu memiliki banyak sekali manfaat," paparnya penuh semangat. Pak Muhammad Ihsan menjelaskan, setidaknya ada 8 manfaat menulis bagi siswa, antara lain; 1) meningkatkan kecerdasan, 2) sebagai media terapi, 3) latihan memecahkan masalah, 4) melatih kesabaran, 5) bekal masa depan, 6) tambah ilmu atau wawasan, 7) meningkatkan daya ingat dan 8) berjuang lewar tulisan.

Selanjutnya waktu diberikan kepada bapak Riswandi selaku kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Datar. Luar biasa. Sebab beliau berasal dari guru dan kepala sekolaj. 

Lebih hebat lagi, ternyata beliau juga penulis alumni Media Guru Indonesia. Dalam berbagai kesibukannya beliau masih sempat berkarya, menulis buku. 

Beliau menyampaikan berbagai kebijakan pemerintah terkait dunia pendidikan pada masa pandemik covid 19 ini. Bagaimana pemerintah melahirkan regulasi di tengah wabah yang mendunia ini. Secara rinci memaparkan kebijakan bekerja dari rumah dan belajar di rumah.

"Di daerah kami, kami menyadari adanya multikendala, terdapat 4 kendala yang menjadi kajian bersama agar ada solusinya," paparnya dengan bersemangat. Empat kendala yang dimaksud dalam menghadapi kebijakan melakukan pembelajaran daring, antara lain: 1) Ketimpangan teknologi yang dimiliki oleh setiap sekolah, 2) Keterbatasan kemampuan pengadaan kuota oleh siswa, 3) Keterbatasaj kompetensi tenaga pendidik pada pemanfaatan aplikasi, dan 4) Relasi Guru-Siswa-Orang Tua.

Pemaparannya begitu jelas dan lugas. Dan sepertinya memang mengerti dan memahami kondisi di lapangan.

Berikutnya adalah presentasi dari beberapa Narasumber yang luar biasa, yaitu;

Selanjutnya, ibu Mahniar Sinaga.S.Si.S.Pd.  Beliau adalah guru SD Plus Darul Ilmi Murni Deli Serdang. Beliau menjelaskan bagaimana cara menggiatkan siswa berliterasi dengan memotivasi siswa menulis buku. Dengan gigih di tengah pandemi, beliau berhasil mengajak siswanya menulis buku.

"Di tengah pandemi ini, kami menghasilkan karya buku dengan cerita yang luar biasa," paparnya. Tampak juga siswa sangat aktif mengikuti bimbingannya.

Narasumber lain, Bapak Mualdin Sinurat M.Pd adalah guru SMP Swasta Putri Cahaya Medan. Bapak Mualdin menjelaskan literasi di sekolahnya mengusung metode Anjungan Kearifan Lokal. Siswa diminta untuk membaca beberapa artikel. Kemudian guru menugaskan siswa  untuk menulis kembali artikel tersebut dengan bahasa sendiri. Gambar tersebut diletakkan di dalam kotak miniatur anjungan. 

Siswa dapar mengambil tugasnya pada hari Jumat untuk dibawa pulang. Guru memberikan keleluasaan pada siswa untuk mengakses internet. Pada hari Sabtu, siswa diminta untuk meletakkan tugas pada miniatur anjungan. Kemudian antarsiswa saling bertukar tugas untuk dibaca. Dengan demikian, setiap siswa dapat membaca karya tugas temannya.

Ibu Eliyani sebagai guru SMP Negeri 2 Koto Besar. Ibu Eliyani menjelaskan bahwa mengambangkan literasi dengan cara menulis bersama siswa dan membuat buku antologi. 

"Jadi, pertama saya menulis sebuku bersama siswa, sensasinya luar biasa. Juga sebagai contoh pada siswa saya," katanya memaparkan.

Beliau mengajak siswanya untuk menulis cerita. Kemudian diantologikan. Beliau terlibat secara langsung memantau aktivitas siswa melalui grup WA yang dibentuk. Hebatnya, bu Eli juga mampu menginisiasi penggalangan dana untuk penerbitan buku perserta didiknya melalui alumni dan pejabat di daerahnya. Sehingga ada stimulus khusus dalam menerbitkan karya.

Terakhir,  ibu Endah Wijayanti S.S. MM guru bahasa Jepang di SMA Negeri 77 Jakarta. Beliau membuktikan bahwa dengam menulis mampu menerbangkannya ke Jepang. Jejak digitalnya terbaca oleh pihak di Jepang. Sehingga beliau diundang membawa bukunya ke Jepang. Bu Endah melakukan literasi dengan siswa dengan memanfaarkan internet dengan baik. Maka beberapa siswanya juga pernah memeroleh peluang pergi ke negeri Sakura tersebut.

Semua Narasumber luar biasa. Banyak ilmu yang diperoleh oleh peserta. Salam literasi.