Telepon Pertama Wali Siswa
Telepon Pertama Wali Siswa
Tantangan 365 Gurusiana Hari Ke-137
#TantanganGurusiana
#Pentigraf2
Hari masih pagi. Sepi. Seperti biasa, aku hadir 1 jam sebelum pelajaran dimulai di sekolah. Pukul 06.00 tepat menunggu siswa di depan sekolah. Rutinitas pagi yang biasa aku lakukan selesai dengan baik. Senam pagi sebelum siswa masuk kelas telah 'rampung' dilaksanakan. Guru piket memberikan pembinaan kepada siawa yang terlambat. Itulah konsekuensi yang harus diterima siswa, pembinaan dan pembiasaan karakter disiplin. Setelah pembinaan, biasanya mereka diberi sanksi. Memungut sampah di halaman sekolah. Sebagai bentuk pendidikan dan pembiasaan hidup bersih. . Guru juga memberi contoh untuk tidak datang terlambat, apalagi selalu terjadi hampir setiap hari. Maklumlah, mengajar di sekolah perkotaan sedikit berbeda dengan mengajar di pedesaan. Terutama respon wali siswa terhadap program sekolah
Baru saja hendak memulai pelajaran, tiba-tiba handphone aku berdering keras. Lupa tidak di'silent'. Telepon pertama sejak aku bertugas di sekolah itu. Dengan segera aku ambil HP di meja guru dan melangkah ke luar kelas. "Pak Anam, ini anak saya sering diganggu temannya, katanya mau dipukuli," kata suara dalam telepon setelah mengucapkan salam. Suaranya cukup keras dan terkesan sedikit emosi. " Ya, pak. Siapa ini", tanyaku perlahan. Nada penuh hati-hati. Karena ini adalah telepon pertama yang aku terima sejak aku mengajar di kelas VI. Kemudian ia menjelaskan bahwa ia adalah salah satu wali dari siswa kelas VI. Berarti, siswaku. Rupanya dia belum tahu, kalau aku tidak terbiasa menerima keluhan orang tua siswa via telepon. Apalagi kami memang belum pernah bertemu hubungan guru dan orang tua siswa. Entah salah siapa.
Hatiku berdegup kencang. Entah apa yang terjadi. Sejak di sekolah lama, sebelum aku pindah ke sekolah baru ini, aku tidak pernah menerima telepon wali siswa. Apalagi, pembicaraannya adalah keluhan terhadap situasi kelas VI. Kelas yang baru aku alami di semester 2 ini. Aku seakan ingin berontak, apa salahku hingga wali siswa menelepon dengan nada cukup keras. Aku tersentak kaget dengan napas terengah, saat pintu kamarku berderit. "Ada apa mas, kok mendesah dan terengah napasnya. Ayo bangun, subuh. Sebentar lagi masuk sekolah," kata istriku membangunkanku. Anganku masuk di sekolah baru yang kudamba menjadi guru terbaik, terbawa dalam impianku. Rupanya, aku suntuk semalam, mempersiapkan bahan ajarku hari ini. Aku tertunduk sebentar, mengingat kembali wali siswa dan siswa yang belum pernah kujumpa. Hari ini, Senin adalah hari pertamaku masuk sekolah. Ingin kucari, siapa siswa yang menyesaki tidurku semalam.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
cerita masa lalu
Trims bu
Mantap pak Ali
Terima kasih pak Donni
Sangat memahami perasaan itu..Rasa yang sama..
Salam literasi Pak, memoar yang seru juga..
Makasih bu
Cerita masa lalu...keren tuan guru
Terima kasih...bun
Keren pentigraf nya Pak....salam literasi
Terima kasih bu
Kereen ...pak ..
Trims bu Rika
Bagus pentigrafnya bapak. Semoga sehat selalu
Terima kasih bu...amin
Keten pak ale pentigraf nya... , saya juga masih punya telpon itu bahkan 2 pak persis yg satu pink uang satunya abu abu peninggalan jaman dulu
Alhamdulillah..keren bu
Keren pak guru pentigrafnya
Belajar bu..mhn bimbingannya