Ali Harsojo

Saya adalah pribadi yang sangat sederhana dilahirkan di kota kecil Sumenep, Madura. Suka berkolaborasi dan bersinergi. Selalu ingin mencari tahu setiap ilmu yan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sisi Lain New Normal Apakah akan benar-benar normal?

Sisi Lain New Normal Apakah akan benar-benar normal?

Sisi Lain New Normal: Apakah akan benar-benar normal?

Tantangan 365 Gurusiana Hari Ke-135

#TantanganGurusiana

Maraknya tanggapan terhadap kebijakan penerapan new normal, memantik kita sebagai masyarakat akar rumput juga ikut menyikapi. Setidaknya pendapat-pendapat kecil ini dibaca juga oleh kalangan 'orang-orang kecil' saja di daerah, di desa dan paling tidak diselami anggota komunitas terdidik.

Sepertinya, sejak pandemi corona melanda telah banyak kebijakan baru dilahirkan. Beragam istilah baru di era pandemi menjadi pembelajaran berarti bagi kita, terutama masyarakat desa yang terbatas. Baik akses informaso maupun kemampuan interpretasi terhadap keadaan, situasi, pemaknaan kosakata baru serta beberapa hal terkait corona ini.

Saya melihat, beberapa masyarakat sepertinya mulai bosan di rumah, bekerja dari rumah, belajae di rumah dan beribadah di rumah. Di rumah saja. Hal ini tentu berkaitan dengan aspek psikologi, mental dan emosional setiap orang. Pada hakikatnya, masyarakat kita kurang nyaman merasa terkekang, dibatasi ruang geraknya, dan diatur dengan prosedur yang tidak biasa dilakukan sebelumnya. Tetapi, dalam rangka mendukung program pemerintah mencegah dan memutus mata rantai penyebaran covid-19, maka harus dipatuhi secara maksimal.

Sesuai dengan fakta yang terjadi, ternyata memang banyak yang mematuhi aturan di rumah saja. Namun, banyak juga yang mengabaikannya. Bahkan, menurut beberapa berita di televisi, masih saja ditemukan masyarakat bersitegang dengan petugas, karena kurang tertib melaksanakan peraturan pemerintah.

Bagaimana cara mempertemukan kepentingan masyarakat yang selalu ingin bebas dan hidup normal kembali dengan pemerintah yang juga telah berjuang keras menghadapi pandemi ini?

Katanya, new normal bakal diterapkan dengan maksimal dan dalam pengawasan yang optimal. Sekurangnya ada 25 kabupaten kota yang akan dijaga ketat oleh petugas, saat penerapan new normal tersebut.

Bahkan, pada bidang pendidikan, penerapan new normal akan dilakukan dengan prosedur dan protokol kesehatan yang telah ditentukan. Ada belasan langkah dan prosedur protokol yang harus dilakukan. Cuci tangan selalu, memakai masker, sosial distancing, physical distancing, tata laksana jika batuk dan bersin, dan beberapa hal lain yang dirinci pada saat sebelum memulai pelajaran (baru tiba di sekolah), saat pelajaran berlangsung hingga kembali pulang.

Sebenarnya, relatif bisa dilaksanakan apabila memang harus dilakukan seperti hal tersebut di atas. Sekolah wajib menyiapkan segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Sekolah wajib menyiapkan kondisi psikis, mental dan emosional warga sekolah (guru, tenaga kependidikan dan siswa) serta warga masyarakat (wali siswa).

Sebab, new normal ini, dan apabila benar-benar hal ini dilaksanakan, maka ini kebiasaan yang belum pernah dilakukan. Tidak seperti normalnya.

Membayangkan memang tidak sama dengan melaksanakan. Kadang, membayangkan sesuatu lebih ribet daripada melaksanakannya. Bagaimana jika sebaliknya?

Kekhawatiran pelaksanaan new normal juga disampaikan beberapa tokoh, sebenarnya. Ada yang menyarankan tahun ajaran baru diundur, dengan pertimbangan kesehatan. Mendahulukan kesehatan semua yang terlibat dalam transaksi edukasi daripada pendidikan itu sendiri. Ada yang menyarankan tahun ajaran baru tetap dengan pola dan sistem yang harus disiapkan. Seperti menyempurnakan pembelajaran daring.

Nah, apabila new normal diterapkan dalam semua bidang kehidupan, maka semua aspek akan berjalan sebagaimana mestinya dengan prosedur protokol kesehatan yang ditentukan.

Sebagai orang kecil, saya tidak dapat membayangkan betapa akan sibuknya para petugas di lapangan, betapa lelahnya setiap orang harus diatur sedemikian rupa, betapa risihnya jika langkah setiap orang merasa diawasi dan betapa gangguan psikologi, mental dan emosional terbebani dengan menjalani kehidupan yang sebenarnya "kurang normal?".

Jika di sekolah, dengan jumlah siswa yang relatif banyak, berapa jumlah energi yang dikeluarkan guru untuk mengawasi satu persatu siswanya. Juga mengurusi dirinya sendiri. Dan menyiapkan segala aktivitas pembelajaran.

Dalam keadaan normal saja, tugas-tugas guru cukup banyak yang harus diselesaikan. Dalam keadaan new normal, kemungkinan akan lebih banyak lagi.

Apakah new normal akan benar-benar dapat dilaksanakan dengan normal?

Normal dalam arti tanpa kendala yang justru dalam menimbulkam suasana yang kurang kondusif? Sebab, pelaku pendidikan di lapangan telah banyak makan asam garam dalam dunia mengajar dan mendidik.

Tetapi, sekali lagi. Ini adalah pilihan terbaik yang harus kita lakukan seoptimal mungkin, sebagai guru. Kita wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepada kita semua. Kita harus bersatu padu bahu membahu menyukseskan program new normal ini menjadi benar-benar normal kembali.

Bagaimana pendapat Anda?

Yuk follow mahellow me...dalam tulis komentar di bawah ini...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga kita bisa melaksanakannya..

29 May
Balas

Keren Mas...Yang pasti persiapannya hrs matang dan tidak terlepas dari finansial...Semoga yang terbaik

28 May
Balas

Amin..siap..trims

28 May

bertahap, pak... semua pasti ada plus minusnya, namun segal upaya pemda setempat harus kita upayakan semaksimal mungkin dengan segala keterbatasan yang ada. sukses untuk kita semua

28 May
Balas

Siap..trims bu

28 May

Kalau boleh memilih PJJ dulu meski hasilnya memang tidak maksimal, tetepi menjaga kesehatan lebih penting

28 May
Balas

Siap bu...trims

28 May

Insyaallah repot.. Tapi mari sami'na wa ato'na saja...semoga tetp sehat.. Aamiin

28 May
Balas

Siap buk

28 May

Siap buk

28 May

Apapun keputusan pemerintah ikut dan siap laksanakan Pak Ali

28 May
Balas

Siap bu..harus

28 May

Apakah kita sanggup pak?

28 May
Balas

Keren

28 May
Balas

Trims...

28 May

Semoga new normal, ini bisa dilaksanakan oleh segenapPendidik disekolah saya, maklum guru paud, terbayang gimana Aktifnya anak2 bergerak, mksh info bermanfaat ini pak

28 May
Balas

Amin..smg baik baik saja bu..terima kasih atas kunjungannya

28 May

Oke, ayo kita coba jalankan dulu. Jika itu pilihan yang terbaik yang sudah diputuskan pemimpin kita. Sambil menunggu vaksin yang mampu menanggulangi corona. Semoga keadaan benar benar bisa kembali normal.

28 May
Balas

Siap...bu

28 May

Smga kita bisa melaksanakannya..

28 May
Balas

Amin

28 May

Ini baru info tentang new normal terbaru

28 May
Balas

Hahaha..iya bu

28 May

Ini baru info tentang new normal terbaru

28 May
Balas

Ini baru info tentang new normal terbaru

28 May
Balas



search

New Post